PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN
PARIWISATA
BAB
I
PEMBAHASAN
1.1
Pariwisata
Apabila ditinjau secara etimologi (Yoeti, 1996)
istilah pariwisata sendiri berasal dari bahasa sanksekerta yang memiliki
persamaan makna dengan tour, yang berarti berputar putar dari suatu
tempat ke tempat lain. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa kata
“pariwisata” terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” dan “Wisata”.
-
Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap
-
Wisata, berarti perjalanan, bepergian.
Kepariwisataan
itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan sebagai hal-hal yang
berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris disebutkan tourism.
Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek
wisata yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan obyek
wisata yang merupakan ujuan wisatawan. Sebagai dasar untuk mengkaji dan
memahami berbagai istilah kepariwisataan, berpedoman pada Bab 1 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan sebagai berikut:
1. Wisata
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sebagian atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara;
2. Wisatawan
adalah orang yang melakukan wisata;
3. Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah;
4. Kepariwisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, pemerintah
Daerah, dan pengusaha;
5. Daya
Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan;
6. Daerah
tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang
didalamnya terdapt daya tarik wisata, fasilitas umum, silitas pariwisata,
aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan;
7. Usaha
pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata
8. Pengusaha
pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha
pariwisata;
9. Industri
pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan isatawan penyelenggaraan
pariwisata.
1.2
Wisatawan
Bila diperhatikan, orang-orang yang datang
berkunjung disuatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai
pengunjung (visitor) yang terdiri dari beberapa orang dengan
bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk didalamnya adalah wisatawan,
sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan. Menurut International
Union of Offical Travel Organization (IOUTO,1967) pengunjung
yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain
dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang
menerima upah. Pengertian yang sama disampaikan oleh World
Tourism Organization (WTO, 2004) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor)
untuk tujuan statistik, setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang
bukan merupakan negaranya sendiri dengan alasan apapun juga kecuali untuk
mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya. Dengan
demikian ada dua kategori pengunjung yaitu:
1.
Wisatawan (Tourist) yaitu
pengunjung yang tinggal sementara sekurangkurangnya selama 24 jam di negara
yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi
sebagai berikut:
a. Pesiar (Leasure) untuk kepentingan
rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan dan olah raga
b.
Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi dan lain sebagainya
2.
Pelancong (Exursionist) yaitu
pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu
kurang dari 24 jam.
Dari
beberapa pengertian tersebut, dalam studi ini yang dimaksud dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan
pada obyek dan daya tarik wisata, yang dalam hal ini adalah obyek dan daya
tarik wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut sebagai lokasi penelitian dalam
pengertian wisatawan. Sedangkan Departemen Pariwisata menggunakan definisi
wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara
di
tempat
lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan selalu
mencari pekerjaan. Bedasarkan pengertian tersebut
wisatawan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Wisatawan
Nusantara (dalam negeri)
Definisi wisatawan
dalam negeri berdasarkan World Tourism Organization (WTO, 2004) adalah
penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat di dalam
wilayah negara tersebut, namun diluar lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu malam dan tidak lebih dari satu
tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk mendapatkan penghasilan dari tempat
yang dikunjungi tersebut.
2. Wsatawan
Mancanegara
Pengertian wisatawan
mancanegara (BPS, 1994) didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan
diluar negara tempat tinggal biasanya selama kurang dari 12 bulan dari negara
yang dikunjunginya, dengan tujuan bukan untuk memperoleh penghasilan.
Sejalan dengan semakin pesatnya kebutuhan akan
berwisata, memberikan gambaran peningkatan terhadap industri-industri yang
bergerak dibidang pariwisata dimana pengelola pariwisata harus dapat memberikan
pelayanan sebaik mungkin kepada wisatawan sebagai pemakai jasa wisata. Agar
dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemakai jasa wisata maka penyedia
jasa pariwisata haruslah memahami preferensi wisatawan sebagai pemuas dari
kebutuhannya.
1.3
Komponen
Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata
adalah segala kegiatan atau usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan,
menyediakan semua prasarana dan sarana, barang dan jasa serta fasilitas yang
diperlukan guna melayani wisatawan. Kegiatan dan pengembangan pariwisata
mencakup segi-segi kehidupan masyarakat, mulai dari kegiatan angkutan,
akomodasi, atraksi wisata, makanan dan minuman, cinderamata, pelayanan dan
lain-lain (Muasanef, 1995). Untuk melihat perjalanan kepariwisataan secara
menyeluruh terdapat komponen-komponen pariwisata yang mempengaruhinya. Komponen
pariwisata dibagi atas dua faktor, yaitu kompnen penawaran (supply) dari
pariwisata dan komponen permintaan (demand) dari pariwisata. Dalam pengembangan pariwisata terdapat sistem
keterkaitan antara komponen sediaan (supply) pariwisata dan komponen
permintaan (demand) dalam hal ini pengunjung ataupun wisatawan domestik
maupun mancanegara.
1.
Komponen sediaan ( supply )
pariwisata
Penawaran atau supply
pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada pengunjung.
Penawaran dalam pariwisata menunjukan atraksi wisata ilmiah dan buatan,
jasa-jasa maupun barang-barang yang diperkirakan akan menarik perhatian orang-orang
untuk mengunjungi obyek suatu negara (Wahyono, 2006). Sediaan pariwisata
merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala sesuatu untuk ditawarkan
kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan manusia maupun alami yang
memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia untuk pengadaannya. Komponen
sediaan pariwisata menurut Gunn terdiri atas atraksi, servis/pelayanan,
transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
Ø Atraksi
merupakan daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi
yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan
sebagai pemberi kepuasaan pengunjung.
Ø Servis
merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk
didalamnya fasilitas restoran/rumah makan, dan perjalanan hotel maupun
toko-toko yang menyajikan barang-barang khas daerah tersebut.
Ø Transportasi,
merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula
sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya
tarik.
Ø Informasi,
salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya
informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku
petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
Ø Promosi
merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan
dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif
misalnya potongan tiket masuk.
Pendapat
lain tentang komponen sediaan pariwisata oleh Peter Mason yang menyatakan bahwa
komponen produk wisata terdiri atas tiga komponen yaitu daya tarik, fasilitas
dan aksesibilitas sehingga dalam pengembangan pariwisata berdasarkan pada tiga
komponen tersebut.
a. Daya
tarik wisata
b. Fasillitas
wisata
c. Aksesibilitas
Sedangkan
menurut direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia, menyebutkan
berkembangnya pariwista sangat tergantung pada empat faktor yaitu, Attraction
(daya tarik), amenities (fasilitas), accessibiliti (kemudahan
dalam mencapai) dan adanya tourist organization (organisasi pariwisata).
1. Atraction
(daya
tarik) dapat dibedakan menjadi :
a. Site
attractions (tempat, misalnya tempat yang dengan iklim yang baik, pemandangan indah ataupun tempat-tempat
bersejarah
b. Event
attractions (kejadian/peristiwa) misalnya konggres, pameran ataupun
peristiwa-peristiwa olahraga, festifal.
2. Amenities
(fasilitas)
yang dimaksud dengan tersedianya fasilitas seperti tempat-tempat penginapan,
restoran, hiburan, transport lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian di
tempat pariwisata tersebut serta alat-alat lain untuk komunikasi.
3. Accessibility
(kemudahan
dalam mencapai) yang dimaksud adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedianya
transport ke lokasi tersebut secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.
4. Tourist
organization, untuk menyusun suatu kerangka
pengembangan pariwisata, mengatur industri pariwisata serta mempromosikan
daerah itu sehingga di kenal orang.
2.
Komponen permintaan (demand)
pariwisata
Berkembangnya suatu tempat tujuan wisata disamping
adanya komponen sediaan tidak dapat dilepaskan pula adanya komponen permintaan.
Permintaan atau demand pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan jumlah wisatawan secara kuantitatif. Permintaan pariwisata dapat dibagi menjadi
permintaan yang potensial dan permintaan yang sebenarnya (Wahab,1995).
Permintaan potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial dianggap dan
mampu melakukan perjalanan wisata. Sedangkan permintaan sebenarnya adalah
sejumlah orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata
artinya sejumlah wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu
daerah tujuan wisata.
Dalam
kegiatan pariwisata yang dimaksud dengan komponen permintaan (demand)
adalah pengunjung. Menurut International Union of Offical Traveler
Organization (IUOTO,1967), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke
suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali
untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
3.
Konsep Produk Wisata Beserta
Komponen-komponennya
Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata,
produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi
yang bersifat ekonomis, tetapi juga bersifat sosial, psikologis dan alami,
walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku
ekonomi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jenis jasa yang
saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi)
yang berupa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan
sebagainya, jasa masyarakat dan
pemerintah (segi sosial/psikologis) antara lain prasarana utilitas umum,
kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya, dan jasa
alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut dan
sebagainya.
Produk
wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati
wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan
wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula
(Suwantoro, 2007) Menurut Yoeti (2000), yang dimaksud dengan hasil (product)
industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (services) yang dibutuhkan
wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya sampai ia kembali
ke rumah dimana ia tinggal. Produk wisata sendiri terdiri dari berbagai
unsur-unsur dan merupakan suatu package yang tidak terpisahkan yaitu:
1. Tourist
object atau obyek pariwisata yang terdapat pada
daerah-daerah tujuan wisata yang mampu menarik orang-orang untuk datang
berkunjung
ke daerah tersebut
2. Fasilitas
yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan
restoran dan rekreasi.
3. Transportasi
yang menghubungkan negara/daerah asal dari wisatawan serta transportasi di tempat
tujuan ke obyek-obyek wisata.
Sedangkan
Guna membagi produk wisata terdiri atas atraksi, servis/pelayanan,
transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
1. Atraksi
merupakan
daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu
sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai
pemberi kepuasaan pengunjung.
2. Servis
merupakan
pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk didalamnya
fasilitas restoran/rumah makan, aen perjalanan hotel maupun toko-toko yang
menyajikan brang-banrang khas daerah tersebut.
3. Transportasi,
merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula
sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya
tarik.
4. Informasi,
salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya
informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku
petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
5. Promosi
merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan
dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif
misalnya potongan tiket masuk.
4. Obyek
dan Daya Tarik (atraksi) Wisata
Produk wisata yang dijual dilengkapi dengan unsur
manfaat dan kepuasan. Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor,
yaitu tourism resources tourism services. tourism resources disebut
juga dengan istilah attrative spontnee atau tourist attraction,
dikenal dengan istilah obyek dan daya tarik wisata, yaitu segala sesuatu yang
terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang mau
berkunjung ke tempat tersebut.
Atraksi
juga biasa disebut sebagai kepikatan, yaitu segala sesuatu yang terdapat di
obyek wisata yang menjadi daya tarik sehingga orang berkunjung ke tempat
tersebut (Nursusanti, 2005). Atraksi wisata merupakan pendorong awal atau
motivasi bagi seseorang untuk melakukan kunjungan. Atraksi adalah penggerak
pariwisata, tanpa atraksi wisata tidak ada pariwisata sehingga obyek dan daya
tarik wisata merupakan unsur paling didalam menyusun suatu produk wisata
(Nursusanti, 2005). Jadi Obyek dan daya tarik wisata sudah termasuk dalam
produk industri pariwisata.
Berdasarkan
UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, maka obyek dan daya tarik wisata
terbagi menjadi:
a.
Obyek dan daya tarik alam
b.
Obyek dan daya tarik wisata budaya
c.
Obyek dan daya tarik minat khusus
Obyek
dan daya tarik wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan
sebanyak-banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup
lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Ada beberapa
komponen yang dapat menarik kedatangan wisatawan untuk menikmati atraksi yang
ditawarkan oleh obyek wisata yaitu:
·
Berpesiar, misalnya berkeliling daerah
selama berhari-hari dengan karavan, motor, mobil, sepeda, perahu, kapal pesiar
dan lain sebagainya.
·
Aktivitas, misalnya kegiatan berburu,
menembak, memancing, berselancar, mendaki gunung, bersepeda, berperahu kano,
ski air, hiking dan sebagainya
·
Struktur buatan manusia (man made
structure), misalnya etnis agama, bangunan-bangunan yang megah, taman-taman
yang indah, arsitektur dan arkeologi, galeri dan museum dan sebagainya
·
Fisik alam, biasanya merupakan obyek
wisata alam, seperti gunung, sungai, laut, hutan, flora dan fauna, danau,
pantai, lembah kawah dan sebagainya.
·
Peristiwa atau acara khusus, seperti
konteks olahraga, pagelaran seni dan budaya, pameran dapat dijadikan sebagai
daya tarik wisata untuk periode singkat.
Dalam
kedudukannya yang sangat menentukan itu maka obyek dan daya tarik wisata harus
mencerminkan ciri khas dari alam dan budaya derah serta pengembangannya harus
memperkuat pencerminan itu.
5. Fasilitas
Wisata (Sarana dan Prasarana)
Sarana
dan prasarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan wisata yang diperlukan
untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
Pembangunan sarana dan prasarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek
wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara
kuantitatif dan kualitatif, lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan
tuntutan sarana dan prasarana wisata yang dimaksud.
Sarana
pariwisata sebagai ujung tombak wisata kepariwisataan dapat diartikan sebagai
usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada
wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya sangat
tergantung kepada wisatawan pada adanya kegiatan perjalanan wisata. Adapun
sarana tersebut sebagai berikut:
·
Akomodasi
Akomodasi adalah mata rantai kegiatan wisata.
Perhotelan tidak dapat dipisahkan dari pariwisata. Tanpa kegiatan
kepariwisataan dapat dikatakan akomodasi perhotelan akan lumpuh, sebaliknya,
pariwisata tanpa hotel merupakan suatu hal yang tidak mungkin, apalagi bila
kita berbicara pariwisata sebagai suatu industri.
Wisatawan
akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara selama dalam perjalanan untuk
dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini maka akan mendorong wisatawan untuk
berkunjung dan menikmati obyek dan daya tarik wisata dengan waktu yang relatif
lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi penilaian wisatawan
tentang pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan
pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang tersedia dan
sebagainya.
·
Tempat Makan
dan Minum
Wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata
tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan
minuman harus mendukung, hal tersebut sangat penting bagi wisatawan yang tidak
membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang
khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati
makanan khas tersebut atau bisa saja tujuan utamanya menikmati makanan khas itu
saja. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan
minuman antara lain adalah jenis dan fariasi makanan yang ditawarkan, tingkat
kualitas makanan dan minuman yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis,
hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi tempat
makanannya. Biasanya lokasi dikaitkan dengan akomodasi dan rute perjalanan
wisatanya.
·
Tempat Belanja
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan
wisata dan sebagian pengeluaran pengeluaran wisatawan di distribusikan untuk
berbelanja. Penilaian dalam penyediaan fasilitas berbelanja ini dilakukan
terhadap ketersediaan barangbarang yang dijual dan pelayanan yang memadai,
lokasinya yang nyaman dan akses yang baik serta tingkat harga yang relatif
terjangkau.
·
Fasilitas umum
di lokasi obyek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji dalam penelitian
umum adalah fasilitas yang biasa tersedia di tempat rekreasi seperti:
1.
Tempat parkir
2.
WC umum
3.
Musholah/masjid
4.
Sarana informasi dan papan petunjuk arah
5.
Sarana rekreasi dan taman bermain
6.
Telepon umum
Sarana
wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus
disediakan dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan
dan tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Dalam
hubungannya jenis dan mutu pelayanan saran wisata didaerah tujuan wisata telah
disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional mapun secara
internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau menentukan
jenis dan kualitas yang akan disediakannya. Prasarana wisata yaitu sumber daya
alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya didaerah tujuan wisata. Prasarana m dasar melayani penduduk lokal
seringkali juga melayani kegiatan pariwisata seperti: jalan, sumber listrik dan
energi, sumber air dan sistem pengairan, fasilitas kesehatan, sistem pembuangan
kotoran/sanitasi, telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, bank dan
sebagainya. Didalam membangunnya perlu disesuaikan dan mempertimbangkan kondisi
serta lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas suatu obyek wisata yang pada
gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Dalam
melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi yang mantap
antar instansi terkait bersama dengan instansi pariwisata diberbagai tingkat.
Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana
wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi
ditingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi ditingkat pelaksanaan
merupakan modal utama suksesnya pembangunan pariwisata.
Aksesibilitas
Aksebilitas
merupakan fungsi dari jarak atau tingkat kemudahan untuk mencapai daerah wisata
dengan berbagai daerah tujuan wisata Terkait dengan sistem pergerakan pada
sistem transportasi di suatu wilayah. Hal ini berbeda dengan industri
munafaktur, dimana barang (produknya) dapat dikirim ke konsumen maka dalam
pariwisata konsumen (wisatawan) harus datang ke daerah dimana terdapat produk
wisata untuk mengkonsumsi produk-produk wisata
tersebut
terutama obyek dan daya tarik wisata. Oleh karena itu tingkat kemudahan
pencapaian ke arah wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah
wisata. Jarak dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi ke dalam
wisata merupakan hal terpenting. Jenis, volume, tarif dan frekuensi moda
angkutan ke dan dari daerah wisata akan berpengaruh kepada jumlah kedatangan
wisatawan. Kenyamanan selama perjalanan menuju daerah wisata dan kawasan wisata
tersebut harus diperhatikan.
Promosi
dan Informasi
Informasi,
salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya
informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku
petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang
dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat
dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan
insentif misalnya potongan tiket masuk. Bentuk promosi terhadap suatu produk
wisata yang dilakukn oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan saling tukar
menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang
disekitarnya. Pengalaman ataupun kepuasan seseorang yang telah menikmati suatu
produk atau perjalanan merupakan suatu media yang paling ampuh guna di jadikan
media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang paling dipercaya
kebenarannya (Yusuf, 2003). Dengan demikian pengunjung juga memiliki peran
pentimg dalam melakukn promosi terhadp suatu obyek dan daya tarik wisata,
secara tidak langsung ia sebagai agen dalam berpromosi (agent of promotion).
Pada dasarnya promosi dilakukan dengan tujuan memberitahukan informasi kepada
konsumen terhadap suatu produk yang akan ditawarkan, bentuk promosipun
dilakukan dengan cara dan teknik yang berbeda-beda yakni dengan menggunakan
media elektronik seperti televisi, radio, media iklan seperti baliho, spanduk,
brosur, majalah, koran, maupun media komputer dan lain-lain, dengan tujuan
memberikan informasi. Informasi yang membujuk, mengingatkan, dan memberi tahu .
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti
bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
Baik
promosi maupun informasi sama-sama memegang peranan penting dalam proses pengembangan
obyek wisata Situ Bagendit, karena dengan adanya promosi serta informasi
tentang obyek wisata Situ Bagendit maka orang akan mengetahui dan secara tidak
langsung akan memberikan suatu rasa keingin tahuan terhadap obyek wisata
tersebut. Dari proses tersebut maka akan terjadilah kegiatan berkunjung ke
obyek wisata tersebut sebagai suatu bentuk keingintahuan dan pembuktian
terhadap apa yang di promosikan dan informasi yang di peroleh.
Pengembangan
Produk Wisata
Pengembangan
produk wisata merupakan pengembangan dari komponenkomponen produknya. Adapun
yang dimaksud dengan pengembangan produk adalah upaya menciptakan produk
menjadi lebih baik dan berbeda dari sebelumnya (membuat produk menjadi lebih
baru).
Pengembangan
produk wisata lebih diartikan sebagai penambahan komponen-komponen produk
wisata yang telah berada disuatu obyek wisata. Pengembangan itu sendiri mampu
memberikan segi pelayanan yang sesuai dengan selera wisatawan. Kurangnya usaha
pengawasan dan pengendalian dibeberapa obyek wisata menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas produk wisata yang ada. Oleh karena itu dalam
pengembangannya produk wisata sangat penting untuk peningkatkan kualitas produk
wisata perlu dilakukan untuk memperbaiki citra bahwa “Produk wisata itu
murah, oleh karena itu kualitasnya jelek” menjadi “ Produk wisata cukup
berkualitas walaupun harga yang ditawarkan relatif murah”
(Nursusanti,
2005).
Untuk
memperoleh jenis-jenis atau produk kegiatan apa yang akan dikembangkan di suatu
obyek wisata dilakukan dua cara pendekatan, yaitu:
1. Menetapkan
jenis produk kegiatan itu berdasarkan pendekatan fungsional normatif yaitu
memilih jenis kegiatan yang diperkirakan dapat meningkatkan citra pariwisata
kawasan atau obyek wisata tersebut. Pemilihan jenis muncul sebagai suatu proses
kreatif yang ingin memberikan atraksi pariwisata lebih menarik. Selanjutnya
jenis atau produk wisata ini dipromosikan agar dapat menciptakan suatu
pemasaran dan daya tarik wisata yang baik.
2. Menelusuri
aspirasi dan kehendak para pelaku kegiatan pariwisata dan kemudian merumuskan
secara button up ke dalam jenis produk kegiatan yang cocok dengan watak
wisatawan yang membutuhkannya.
BAB II
PENUTUP
2.1
Simpulan
Kepariwisataan
itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan sebagai hal-hal yang
berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris disebutkan tourism.
Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wisata yaitu orang-orang
yang melakukan perjalanan wisata dan obyek wisata yang merupakan ujuan
wisatawan. Selain itu ada beberapa komponen pengembangan pariwisata yaitu :
·
Komponen
sediaan ( supply ) pariwisata
·
Komponen
permintaan (demand) pariwisata
·
Konsep Produk
Wisata Beserta Komponen-komponennya
·
Obyek dan Daya
Tarik (atraksi) Wisata
·
Fasilitas
Wisata (Sarana dan Prasarana)
Untuk menunjang komponen tersebut harus ada koordinasi
ditingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi ditingkat pelaksanaan
yang merupakan modal utama suksesnya
pembangunan pariwisata diantaranya ada aksesibilitas, promosi dan informasi,
dan pengembangan produk wisata di daerah tersebut.
2.2
Saran
Untuk mengembangkan pariwisata di suatu daerah harus
terkoordinasi agar bisa menarik wisatawan, terutama dalam hal menyediakan semua
prasarana dan sarana, barang dan jasa serta fasilitas yang diperlukan guna
melayani wisatawan. Selain itu Kegiatan dan pengembangan pariwisata mencakup
segi-segi kehidupan masyarakat, mulai dari kegiatan angkutan, akomodasi,
atraksi wisata, makanan dan minuman, cinderamata, pelayanan dan lain-lain. Obyek
dan daya tarik wisata terbagi menjadi:
a.
Obyek dan daya tarik alam
b.
Obyek dan daya tarik wisata budaya
c.
Obyek dan daya tarik minat khusus
Obyek
dan daya tarik wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan
sebanyak-banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup
lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar