TEORI PUSAT BERGANDA
(MULTIPLE NUCLEI ZONE TEORY)
Teori Pusat Berganda (Multiple Nuclei Zone Teory) menurut
R.D. McKenzie menerangkan bahwa kota meliputi: pusat kota, kawasan kegiatan ekonomi, kawasan hunian, dan pusat lainnya.
Pola ini umumnya berlaku untuk kota-kota yang agak besar
Teori Pusat Berganda (Harris dan Ullman,1945) menyatakan
bahwa DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di tengah-tengah
sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu “growing points”. Zona ini
menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas transportasi dan
di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan, seperti “retailing”
distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain (Yunus, 2000:49). Namun, ada
perbedaan dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada Teori
Pusat Berganda terdapat banyak DPK atau CBD dan letaknya tidak persis di tengah
kota dan tidak selalu berbentuk bundar.
Multi-Nuclei Teori, dalam ilmu sosial, sebuah model
perkotaan di lahan yang tumbuh dari beberapa kota mandiri poin dibandingkan
dari satu pusat bisnis. Setiap titik yang bertindak sebagai pusat pertumbuhan
untuk suatu jenis pemanfaatan lahan, seperti industri, ritel, atau berkualitas
tinggi perumahan. Karena memperluas, mereka bergabung untuk membentuk satu wilayah
kota. Berbagai-nuclei adalah yang paling rumit di kota-tanah menggunakan model
dan satu-satunya yang memberikan beberapa informasi tentang perkembangan
kota-kota di negara berkembang.
Nuclei beberapa model yang merupakan model ekologis
melahirkan oleh Chauncy Harris dan Edward Ullman di 1945 artikel "The
Nature of Cities." Model menjelaskan tata letak kota. Ia mencatat bahwa
sementara kota mungkin telah dimulai dengan pusat bisnis, industri serupa
dengan tanah-biasa digunakan dan keuangan persyaratan yang didirikan di dekat
satu sama lain. Kelompok ini sangat mempengaruhi langsung lingkungan. Hotel dan
restoran di sekitar bandar udara musim semi, misalnya. Jumlah dan jenis nuclei
menandai pertumbuhan kota.
Teori dibentuk berdasarkan gagasan bahwa ada orang yang
lebih besar akibat peningkatan gerakan kepemilikan mobil. Meningkatkan gerakan
ini memungkinkan untuk spesialisasi daerah pusat (misalnya, industri berat,
bisnis taman). Perkotaan adalah struktur pengaturan penggunaan tanah di
perkotaan. Sociologists, ekonom, dan geographers telah mengembangkan beberapa
model, di mana menjelaskan berbagai jenis usaha dan masyarakat cenderung ada di
dalam perkotaan pengaturan. Tiga model yang dijelaskan dalam artikel ini.
Struktur perkotaan juga dapat merujuk pada struktur tata ruang perkotaan, yang
kekhawatiran pengaturan dari ruang publik dan swasta di kota-kota dan sudut
konektivitas dan aksesibilitas.
Geographers CD Harris dan EL Ullman mengembangkan beberapa
nuclei model 1945. Menurut model ini, sebuah kota yang berisi lebih dari satu
pusat kegiatan sekitar yang berputar. Beberapa kegiatan yang tertarik ke node
tertentu sementara yang lain mencoba untuk menghindari mereka. Misalnya, sebuah
universitas node Mei menarik penduduk berpendidikan baik, pizzerias, dan toko
buku, sedangkan yang menarik bandara Mei hotel dan gudang. Bertentangan lahan
kegiatan akan menghindari kekelompokan di wilayah yang sama, menjelaskan
mengapa industri berat dan tinggi pendapatan perumahan jarang ada di lingkungan
yang sama.
Struktur kota yang seperti sangat jelas terlihat pada
kota-kota raksasa seperti kota megapolis atau kanurbasi yang merupakan gabungan
kota-kota besar. Struktur ruang kota menurut teori inti berganda adalah sebagai
berikut:

Keterangan:
1. Pusat kota atau Central busness
Distrik (CBD)
2. Kawasan niaga dan industry pangan
3. Kawasan murbawisma, tempat tinggal
berkualitas rendah
4. Kawasan madyawisma, tempat tinggal
berkualitas menengah
5. Kawasan adiwisma, tempat tinggal
berkualitas tinggi
6. Pusat industry berat
7. Pusat niaga perbelanjaan di
pinggiran
8. Upkota, untuk kawasan masyawisma dan
adiwisma
9. Upakota (suburb) kawasan industri
Model diatas menunjukkan bahwa kota-kota besar akan
mempunyai sruktur yang terbentuk atas sel-sel (cellular sructure) dimana
penggunaan lahan yang berbeda-beda akan berkembang di sekitar titik-titik
pertumbuhan (growing points) atau “nuclei” di dalam daerah
perkotaan. Gambar diatas mengisyaratkan adanya beberapa kesamaan antara teori
konsentris dan sector.
Butir pertama adalah pada “setting” CBD yang relative memang
terletak di tengah sel-sel yang lain karena berfungsi sebagai salah satu “growing
Points”. Butir kedua mengenai perbatasan zone, 1, 2, 3, 4, 5 yang
masing-masing berbatasan langsung dalam arti bahwa zona 1 berbatasan langsung
dengan zona 2, zona 2 berbatasan langsung dengan zona 3, dan seterusnya. Butir
3 mengungkapkan adanya “distandecay principle” juga walau pada teori
sector hal ini sangat samar-samar namun pada teori pusat kegiatan ganda ide ini
nampak lagi walau tidak sejelas pada teori konsentris. Butir 4 adalah
keberadaan “zona permukiman kelas rendah yang selalu berasosiasi dengan
lokasi “wholesale light manufacturing”. Ketersediaan lapangan
pekerjaan, akomodasi yang murah kiranya mengarahkan terciptanya asosiasi ini.
Sementara itu beberapa perbedaan memang dapat terlihat.
Butir pertama menyangkut lokasi CBD juga. Kalau dalam teori konsentris CBD
betul terletak di tengah kota secara sempurna dalam artian jarak dari batas
terluar kota relative sama, namun teori sector dan kegiatan ganda tidaklah
demikian. Butir kedua menyangkut jumlah CBD sebagai “growing point”.
Dalam teori sector dan konsentris terdapat satu CBD (unicentered theories),
tetapi dalam teori pusat kegiatan ganda terdapat lebih dari satu business
district. Butir ketiga berhubungan dengan persebaran keruangannya. Dalam teori
konsentris tercipta model konsentris sempurna, dalam teori sektoral bersifat
sectoral dan modifikasi konsentris sedang sifat konsentris pada teori kegiatan berganda
nampak samar, tetapi bersifat “cellular”.
Berikut penjelasan mengenai masing-masing zona dalam teori
pusat kegiatan berganda :
·
Zona 1: Central Business District
Seperti halnya teori konsentris dan sector, zona ini berupa
pusat kota yang menampung sebagian besar kegiatan kota. Zona ini berupa pusat
fasilitas transportasi dan di dalamnya terdapat district spesialisasi
pelayanan, seperti “retailing” distrik khusus perbankan, theater dan lain-lain.
·
Zona 2: Wholesale Light Manufacturing
Oleh karena keberadaan fungsi sangat membutuhkan jasa
angkutan besar maka fungsi ini banyak mengelompok sepanjang jalan kereta api
dan dekat dengan CBD. Zona ini tidak berada di sekeliling zona 1 tetapai hanta
berdekatan saja. Sebagaimana “wholesale”, “Light manufacturing” yaitu:
transportasi yang baik, ruang yang memadai, dekat dengan pasar dan tenaga
kerja.
·
Zona 3: Daerah Permukiman Kelas
Rendah
Permukiman memang membutuhkan persyaratan khusus. Dalam hal
ini ada persaingan mendapatkan lokais yang nyaman antara golongan
berpenghasilan tinggi dengan golongan yang berpenghasilan rendah. Hasilnya
sudah dapat diramalkan bahwa golongan tinggi akan mendapatkan daerah yang
nyaman dan golongan rendah akan memperoleh daerah yang kurang baik. Zona ini
mencerminkan daerah yang kurang baik untuk permukiman sehingga penghuninya
umumnya dari golongan rendah dan permukimannya juga relative lebih jelek dari
zona 4. Zona ini dekatdengan pabrik-pabrik, kalan kereta api dan drainase
jelek.
·
Zona 4: Daerah Permukiman Kelas
Menengah
Zona ini tergolong lebih baik dari pada zona 3 baik dari
segi fisik maupun penyediaan fasilitas kehidupannya. Penduduk yang tinggal
disini pada umumnya mempunyai penghasilan lebih tinggi dari pada penduduk
zona3.
·
Zona 5: Daerah Permukiman Kelas
Tinggi
Zona ini mempunyai kondisi paling baik untuk permukiman
dalam artian fisik maupun penyedian fasilitas. Lingkungan alamnya pun
menjajikan kehidupan yang tenteram, aman, sehat dan menyenangkan. Hanya
golongan penduduk yang berpenghasilan tinggi yang mampu memiliki lahan dan
rumah disini. Lokasinya relatife jauh dari CBD, industry berat dan ringan,
namun untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari didekatnya dibangun Business
District baru yang fungsinya tidak kalah dengan CBD. Pusat-pusat baru seperti
kampus, pusat rekreasi, taman-taman sangat menarik perkembangan permukiman
menengah dan tinggi.
·
Zona 6: Heavy Manufacturing
Zona ini merupakan konsentrasi pabrik-pabrik besar.
Berdekatan dengan zona ini biasanya mengalami berbagai permasalahan lingkungan
seperti pencemaran udara, kebisingan, kesemerawutan lalu lintas dan sebagainya,
sehinnga untuk kenyamanan tempat tinggal tidak baik, namun di daerah ini
terdapat berbagai lapangan pekerjaan yang banyak. Adalah wajar apabila kelompok
penduduk perpenghasilan rendah bertempat tinggal dekat dengan zona ini.
·
Zona 7: Business District Lainnya
Zona ini muncul untuk memenuhi kebutuhan penduduk zona 4
dan5 dan sekaligus akan menarik fungsi-fungsi lain untuk berada di dekatnya.
Sebagai salah satu pusat (nuclei) zona ini akan menciptakan suatu pola tata
ruang yang berbeda pula, sehingga tidak mungkin terciptanya pola konsentris,
tetapi membentuk sebaran “cellular” lagi sesuai dengan karakteristik
masing-masing.
·
Zona 8: Zona Tempat Tinggal Di
Daerah Pinggiran
Zona ini membentuk komunitas tersendiri dalam artian
lokasinya. Penduduk disini sebagian besar bekerja di pusat-pusat kota dan zona
ini semata-mata digunakan untuk tempat tinggal. Walaupun demikian makin lama
akan makin berkembang dan menarik fungsi lain juga, seperti pusat perbelanjaan,
perkantoran dan lain-lain. Proses perkembangannya akan serupa dengan kota lama.
·
Zona: 9 Zona Industri Di Daerah
Pinggiran
Sebagaiman perkembangan industry-industri lainnya unsure
transportasi selalu persyaratan untuk hidupnya fungsi ini. Walaupun terletak di
daerah pinggiran zona ini di jangkau jalur transportasi yang memadai. Sebagai
salah satu pusat (nuclei) pada perkembangan selanjutnya dapat menciptakan pola-pola
persebaran keruangannya sendiri dengan proses serupa.
blog ini sangat membantu thanks
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmaksih omm
BalasHapus